Anggi- Tidak adanya tenaga kesehatan di daerah Meidodga, Distrik Testega Kabupaten Pegunungan Arfak, menyebabkan warga kecewa. Pasalnya, pelayanan di Puskesmas pembantu Meidodga sangat diharapkan oleh masyarakat di 7 kampung sekitar Meidodga.
Tokoh Masyarakat Meidodga, Sepianus Iba mengatakan, masyarakat kecewa dengan kondisi Puskesmas Pembantu (Pustu) Meidodga yang terbengkalai dan tidak ada pelayanan kepada masyarakat. Ia menegaskan, Dinas Kesehatan Kabupaten Pegunungan Arfak harus bisa menyikapi hal ini. Karena pelayanan di Pustu Meidodga sangat diharapkan oleh masyarakat. Jika ada warga yang sakit atau melahirkan bisa segera dilakukan penindakan oleh tenaga kesehatan.
“Saya sudah berjuang keras untuk mendapatkan aset yang menjadi hak warga Meidodga agar mendapatkan pelayanan kesehatan di pustu tersebut. Bangunan Pustu di Meidodga yang masih semi permanen itu sudah di bangun beberapa tahun lalu namun sampai saat ini masih dalam keadaan kosong tanpa berpenghuni. Padahal Pustu tersebut masih menjadi Aset Negara,” ujar Sepianus Iba yang juga Anggota DPRD Kabupaten Pegunungan Arfak.
Menurutnya, kepala dinas kesehatan telah mengabaikan amanat Permenkes Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Selain itu, pembangunan kesehatan merupakan salah satu hak dasar rakyat dalam memperoleh pelayanan kesehatan sesuai amanat UUD 1945. Untuk itu, ketersediaan sarana kesehatan dasar di setiap wilayah menjadi sangat penting. Sarana kesehatan dasar ini sangat penting dalam melayani kesehatan masyarakat Papua khususnya di Meidodga. Apa lagi 7 kampung sekitar Meidodga perbatasan dengan Kabupaten Teluk Bintuni, sehingga perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.
“Harapan saya dan masyarakat supaya Dinas Kesehatan bisa menempatkan tenaga kesehatan lokal, kalau ada putra dan putri daerah setempat bisa direkrut untuk ditempatkan di Pustu Meidodga. Pemerintah juga harus membangun Puskesmas di Meidodga dengan bangunan permanen,” ujarnya.(*)